Oleh: Abu Muhammad*
Tak terasa liburan semester gasal telah usai, para santri kembali ke tempat penempaan setelah beberapa pekan merengguk nafas "kebebasan" dunia luar. Itu artinya, belajar kedisiplinan akan segera diterapkan, pemolesan akhlak karimah juga akan dimulai oleh para pengasuh. Duh, hatiku gundah karena berat meninggalkan ayah dan mamah di rumah. Aku akan berpisah lagi dengan orang-orang yang aku sayangi, aku akan dikurung lagi dalam penjara suci, duh gusti…
(tujuh tahun berselang)
Untuk adik-adik ku di Assalaam yang aku sayangi dan banggakan, apa yang kalian rasakan sekarang tak jauh berbeda dengan apa yang kakak rasakan dahulu. Berdisiplin adalah sebuah pembiasaan yang teramat berat untuk kita jalani, dimulai dari bangun subuh tepat waktu, sholat berjamaah, ngantri MCK, sarapan dan masuk kelas. Kemudian praktek berbahasa asing dengan dipandu oleh pengurus OP3MIA, jasus bersliweran mencari mangsanya dan seterusnya. Sungguh semua itu adalah ujian yang tidak ringan untuk dilalui. Tapi yakinlah, bahwa kesabaran akan membuahkan hasil yang manis. Jalani semua yang pengasuh titahkan di pesantren dengan tawadhu' dan sabar, karena para pengasuh, asatidz dan asatidzah merupakan pengganti orang-tua kalian di rumah.
Untuk para pengasuh dan guru-guru kami, semoga jerih payah yang telah dikorbankan untuk membina generasi ummat dalam meraih ridho Rabb-nya diberikan imbalan yang seluas luasnya oleh Allah. Semoga Allah selalu memberikan ke-ikhlasan kepada guru-guru kami di Assalaam untuk membina dan membimbing adik-adik kami, sehingga diberikan kesabaran menghadapi segala problem yang terjadi, tidak jemu menegur dan mendoakan dalam setiap munajat dalam tahajud panjang di seper-tiga malam untuk kebaikan adik-adik kami, santri Assalaam dan semua turut membesarkan nama Assalaam.
Untuk para orang tua kami dan para wali santri di rumah, perlu sekiranya disadari bahwa tugas mendidik dan mentarbiyah adalah tugas yang tidak ringan dimana ayah dan ibu di rumah juga turut memiliki andil, bahkan sebenernya tugas ini adalah tugas utama para orang-tua. Maka kurang bijaksana jika memasrahkan begitu saja tugas yang tidak ringan ini kepada para pengasuh di pesantren, perlu ada kerjasama untuk saling bahu membahu mengemban tugas. Setidaknya seuntai do'a tulus di setiap sholat kita tujukan bagi kemaslahatan anak-anaknya di pesantren, agar mereka mudah menerima pelajaran, mudah mengikuti rutinitas dan kegiatan pesantren, sehingga kelak menjadi anak sholeh dan sholehah yang akan menjadi tabungan amal kebaikan ketika nyawa tak bersemayam lagi dalam raga.
Untuk Assalaam ku tercinta, aku titipkan pada Allah untuk menjaga setiap orang yang berperan dalam membangun pesantren kami, baik para pengasuh, para wali santri, para tamu yang berkunjung, para santri dan semua yang memiliki niat yang sholeh untuk pesantren ini. Semoga Allah menjadikan mereka semua dalam lindungan-Mu dari gangguan syetan yang terkutuk, dari setiap kejahatan penghasud, dan dari setiap kedengkian yang tidak menginginkan kebaikan pada pesantren ini. Amin, amin yaa Rabbal-alamin.
Sabtu, 16 Januari 2010
*adalah nama pena dari Ade Machnun S,
Mahasiswa tingkat akhir, Fakultas Syari'ah
Universitas Al-Ahgaff, Tarim-Hadhramaut-Yaman
(tujuh tahun berselang)
Untuk adik-adik ku di Assalaam yang aku sayangi dan banggakan, apa yang kalian rasakan sekarang tak jauh berbeda dengan apa yang kakak rasakan dahulu. Berdisiplin adalah sebuah pembiasaan yang teramat berat untuk kita jalani, dimulai dari bangun subuh tepat waktu, sholat berjamaah, ngantri MCK, sarapan dan masuk kelas. Kemudian praktek berbahasa asing dengan dipandu oleh pengurus OP3MIA, jasus bersliweran mencari mangsanya dan seterusnya. Sungguh semua itu adalah ujian yang tidak ringan untuk dilalui. Tapi yakinlah, bahwa kesabaran akan membuahkan hasil yang manis. Jalani semua yang pengasuh titahkan di pesantren dengan tawadhu' dan sabar, karena para pengasuh, asatidz dan asatidzah merupakan pengganti orang-tua kalian di rumah.
Untuk para pengasuh dan guru-guru kami, semoga jerih payah yang telah dikorbankan untuk membina generasi ummat dalam meraih ridho Rabb-nya diberikan imbalan yang seluas luasnya oleh Allah. Semoga Allah selalu memberikan ke-ikhlasan kepada guru-guru kami di Assalaam untuk membina dan membimbing adik-adik kami, sehingga diberikan kesabaran menghadapi segala problem yang terjadi, tidak jemu menegur dan mendoakan dalam setiap munajat dalam tahajud panjang di seper-tiga malam untuk kebaikan adik-adik kami, santri Assalaam dan semua turut membesarkan nama Assalaam.
Untuk para orang tua kami dan para wali santri di rumah, perlu sekiranya disadari bahwa tugas mendidik dan mentarbiyah adalah tugas yang tidak ringan dimana ayah dan ibu di rumah juga turut memiliki andil, bahkan sebenernya tugas ini adalah tugas utama para orang-tua. Maka kurang bijaksana jika memasrahkan begitu saja tugas yang tidak ringan ini kepada para pengasuh di pesantren, perlu ada kerjasama untuk saling bahu membahu mengemban tugas. Setidaknya seuntai do'a tulus di setiap sholat kita tujukan bagi kemaslahatan anak-anaknya di pesantren, agar mereka mudah menerima pelajaran, mudah mengikuti rutinitas dan kegiatan pesantren, sehingga kelak menjadi anak sholeh dan sholehah yang akan menjadi tabungan amal kebaikan ketika nyawa tak bersemayam lagi dalam raga.
Untuk Assalaam ku tercinta, aku titipkan pada Allah untuk menjaga setiap orang yang berperan dalam membangun pesantren kami, baik para pengasuh, para wali santri, para tamu yang berkunjung, para santri dan semua yang memiliki niat yang sholeh untuk pesantren ini. Semoga Allah menjadikan mereka semua dalam lindungan-Mu dari gangguan syetan yang terkutuk, dari setiap kejahatan penghasud, dan dari setiap kedengkian yang tidak menginginkan kebaikan pada pesantren ini. Amin, amin yaa Rabbal-alamin.
Sabtu, 16 Januari 2010
*adalah nama pena dari Ade Machnun S,
Mahasiswa tingkat akhir, Fakultas Syari'ah
Universitas Al-Ahgaff, Tarim-Hadhramaut-Yaman
2 comments:
SIP!
hehe jazakallah
Post a Comment