Sunday, March 9, 2008

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pesantren



Beberapa waktu yang baru lewat penulis diminta menjadi anggota team penerima bantuan lab komputer dari Diknas untuk SMK Assalaam. Maka pertama-tama saya sampaikan selamat atas dibangunnya Lab Komputer baru di SMK Assalaam: Lab Jaringan dan Lab Grafis. Ini menunjukkan bahwa SMK Assalaam benar-benar serius untuk menyediakan media pembelajaran bagi santri-santrinya. Ini semakin menegaskan komitmen Assalaam akan pentingnya penyedian teknologi informasi di pesantren. Ini penting karena masih ada tamu yang keheranan karena melihat seorang ustadz Assalaam menenteng laptop ke kelas. Saat dijelaskan bahwa SMA Assalaam bahkan menyediakan angsuran laptop bagi para Ustadznya maka ia semakin tercengang. Dan semakin tercengang-cengang ketika diajak meninjau ke kelas SMK Assalaam yang para santriwatinya membawa laptop di kelas. Di benaknya selama ini mungkin hanya terlintas Assalaam seperti pesantren ‘biasa’ sehingga apa perlunya Ustadz membawa laptop? Bukankah pesantren kental dengan anggapan hanya mengajarkan ilmu-ilmu arab dan ketinggalan di bidang teknologi?

Memang bagi orang awam, komputer di pesantren adalah suatu keanehan. Sesuatu yang jarang terjadi. Tapi tidak bagi mereka yang telah berpikir maju. Dunia saat ini terus berubah dengan sangat cepat. Khususnya perkembangan teknologi informasi dan Komunikasi atau TIK. Bukan suatu keanehan jika Assalaam membuka SMK bidang keahlian komputer dan jaringan, menyediakan akses internet pada semua lab komputer, bahkan menggunakan teknologi Hotspot untuk meluaskan jaringan LAN di lingkungan kampus. Tukul Arwana saja pake laptop untuk bisa menjadi pembawa acara paling terkenal dan paling mahal di TV. Laptop bukan barang ‘mewah’ lagi di era informasi ini. Ini pula yang menjadi alasan anggota Dewan Perwakilan Rakyat berani minta tambahan anggaran laptop sebagai sarana penunjang kerja dewan.

Sejatinya TIK adalah teknologi yang menggunakan sinyal listrik arus lemah untuk penyaluran isyarat (informasi), baik searah maupun dua arah (komunikasi). Sinyal ini dioleh oleh komputer ditransmisikan lewat kabel juga lewat gelombang elektromagnetik melalui pemancar dan satelit. Sedang teknologi komunikasi diasosiasikan dengan telepon, radio dan televisi. Internet masuk dalam keduanya, karena dapat menyalurkan informasi maupun digunakan untuk komunikasi. Internet adalah konvergensi semua teknologi informasi dan komunikasi. Apalagi pada bentuknya yang sekarang, ketika internet dapat diakses oleh telepon genggam dengan fasilitas 3G. (Fahmi Anhar, 2006)

Revolusi informasi global telah berhasil menyatukan kemampuan komputasi, televisi, radio dan telefoni secara terintegrasi. Hal ini juga merupakan hasil dari suatu kombinasi revolusi dibidang komputer personal, transmisi data dan kompresi, lebar pita (bandwidth), teknologi penyimpanan data (data storage) dan penyampai data (access), integrasi multimedia dan jaringan komputer. Konvergensi dari revolusi teknologi tersebut telah menyatukan berbagai media, yaitu suara (voice, audio), video, citra (image) grafik dan teks. (Adisasono, 2000)

Dengan TIK maka informasi dapat disimpan secara digital. Informasi digital memiliki fleksibilitas dalam mengakses dan dalam pemanfaatannya. Komputer juga menyediakan begitu banyak kemudahan dalam mengelola informasi dalam arti menyimpan, mengambil kembali dan pemutahiran informasi. Penggunaan komputer tidak hanya sebatas membantu administrasi tetapi juga menjadi sumber belajar yang sangat luas.

Keadaan ini berdampak besar pada perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah. Perkembangan dunia komputer khususnya internet dan media informasi global memaksa semua institusi pendidikan untuk sadar bahwa pengaruh global sudah dan akan terus semakin nyata mengimbas kepada seluruh aspek kehidupan. Keadaan ini sejalan dengan era informasi, era keterbukaan, era demokratisasi, deregulasi dan desentraralisasi. Di dunia pemerintahan ada desentralisasi kekuasaan. Pejabat pemerintahan dari Presiden, Gubernur sampai Lurah kini dipilih langsung dan bukan ditunjuk atasan. Di dunia pendidikan ada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang merupakan desentralisasi kurikulum pendidikan nasional. Kurikulum sekolah kini telah memuat penggunaan internet sebagai media pembelajaran. Sayangnya tingkat melek TIK dan akses TIK di Indonesia masih belum merata, sekalipun di Indonesia kini ada 70 juta pengguna ponsel. TIK lebih sering digunakan untuk mencari hiburan. Dan apalagi yang dicari jika tujuannya hiburan? Yang paling heboh: pornografi!

Sebenarnya Polisi tak jemu-jemu merazia VCD Porno dan CD bajakan. Namun kemudahan yang ditawarkan teknologi tidak mampu dibendung seratus persen. Bagaimana VCD player telah menyebarkan adegan porno ke rumah-rumah keseluruh pelosok? Karena mudahnya mendapatkan video porno dan mudahnya menggandakan VCD. Dengan komputer standar berCDRW seseorang mampu menggandakan CD apapun dengan biaya tak lebih dari 3000 rupiah. Bagaimana warnet atau warung internet telah menjadi sarang pornografi yang tumbuh subur di sekeliling kampus atau sekolah? Karena di Indonesia tidak ada regulasi yang memfilter adult content di dunia internet. Bagaimana HP telah menjadi alat perekam pamer aurat dan tindakan amoral pelajar? Karena HP standar terbaru dilengkapi dengan kamera digital dan akses jaringan internet memanfaatkan layanan GSM atau 3G. Sehingga seorang pelajar tanpa pengetahuan tinggi tentang internet dapat dengan mudah merekam diri sendiri lalu memposting adegan asusila tersebut kapanpun lewat jaringan internet pada HP. Beberapa artis yang pingin cepat terkenal kadang menggunakan jalur sesat ini.

Dibutuhkannya tanggung jawab moral yang besar kepada setiap pengguna teknologi komunikasi dan informasi. Karena selain menawarkan kemudahan teknologi informasi juga membawa dampak negatif yang luar biasa jika tidak diantisipasi. Terlebih jika pemanfaatannya itu tidak didasari nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, etika, estetika dan kearifan para pemakainya.
Bagi Pesantren Assalaam yang berkomitmen untuk modern maka penggunaan teknologi terkini menjadi hal wajib dan tidak boleh ketinggalan. Terutama jika memang berdampak positif pada pendidikan santri-santrinya. Untuk mengejar kemajuan dunia iptek Assalaam harus belajar secara cepat dengan menggunakan alternatif yang saat ini ada. Dan alternatif ini ada pada komputer dan internet.

Dengan memanfaatkan internet untuk e-learning maka para santri tak perlu mengeluhkan kurangnya buku di perpustakaan mereka, karena semua bisa didapat di internet. Isi situs ensiklopedia seperti en.wikipedia.org malah praktis tumbuh dan diupdate tiap hari. Santri juga dapat melihat jurnal, perpustakaan bahkan database paten dari mana saja (misalnya di www.uspto.gov – kantor paten Amerika). Namun demikian Assalaam tidak gegabah dalam menyediakan akses internet. Butuh sikap selektif dan kehati-hatian.

Mengapa sikap selektif masih dipertahankan? Karena kita tidak boleh latah pokoknya asal modern maka harus dipakai. Assalaam masih memberlakukan anti handphone bagi santri. Bukan karena anti kemodernan, tapi kemungkinan penyalahgunaan penggunaan HP jauh lebih besar daripada kemanfaatannya. HP lebih sering dipakai untuk SMS cinta dan main game. Ini pula yang membuat radiotape, walkman dan TV dilarang dimiliki santri sampai sekarang. Assalaam hanya membolehkan santri mendengarkan radio dan menonton TV pada kesempatan tertentu dan siaran tertentu. Menyediakan layanan wartel untuk komunikasi sebagai ganti pelarangan HP. Memasang perangkat soundsystem yang dapat memperdengarkan nasyid dilingkungan asrama yang distel asatidz dari kantor kesantrian. Assalaam juga menyediakan sambungan internet di lab komputer dengan content filter pada router servernya.

Jadi secara teknis sebenarnya arus pornografi di internet ini bisa difilter. Apalagi jika para santri lebih dipacu untuk mengakses situs berita dan informasi atau situs-situs komunitas Islam yang bersifat interaktif seperti situs MyQuran. Strategi lain adalah dengan menekankan santri untuk mengakses situs Islami yang memang membidik segmen remaja seperti: www.studia-online.com, www.islamuda.com, dan www.muslimuda.com. Juga webblog Islami: www.famhar.multiply.com (teknologi dan dakwah), www.konsultasi.wordpress.com (konsultasi agama), dan www.fervorspirit.blogspot.com (motivasi hidup). Baca juga artikel lain tentang peran Blogger Assalaam.

Pemanfaatan TIK di Assalaam juga untuk membuat Perpustakaan Digital. Tidak seperti lazimnya perpustakaan yang menampung bertumpuk-tumpuk buku (kertas) seperti yang selama ini kita kenal, Digital Library sangat berbeda. Ia menampung sumber-sumber ilmu pengetahuan itu dalam format digital, misalnya ebook. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa website bisa juga berupa CD. Salah satu contohnya adalah CD Digital Journal Al Manar yang diproduksi oleh Digital Library Project Community, Fisipol UGM. Berbagai software Islami juga disediakan seperti: The Holy Qur’an Program (Al Quran dan terjemahnya), Hadith Encyclopedia (kumpulan sembilan kitab hadits, yang memuat 62.000 hadits, setara dengan 25.000 halaman buku yang lengkap dengan penjelasannya), Masjid 2000: Ensiklopedi Masjid Se-Indonesia, Shollu dan Prayer Time (jadwal sholat dan penyuara adzan), Mawaqit Shalah (pengingat waktu sholat), Hijri (penunjuk tanggal hijriyah), dan masih banyak lagi.

Saat ini film juga efektif untuk sarana pendidikan Islam. Telah muncul film-film pengetahuan yang bersudut pandang Islami, misalnya film-film produksi Harun Yahya (OKUR Production), An Nahda Production, Media Islam Gemilang (MIG), dan El Moesa Production. Tersedia pula koleksi film perjuangan mujahidin di berbagai penjuru dunia seperti produksi Khilafah Publications serta NCR Production. Dengan sudut pandang umat Islam maka film jenis ini dapat mengcounter film barat yang lebih sering bernada miring jika menyangkut umat Islam. (Farid Ma’ruf, 2007).

Pendidikan pesantren modern tidak boleh mengkesampingkan pendidikan teknologi. Terutama dalam menumbuhkan Islamic technological-attitude (sikap benar berteknologi secara Islami) dan technological-quotient (kecerdasan berteknologi) sehingga santri memiliki motivasi, inisiatif dan kreativitas untuk melek teknologi. Suatu saat mereka diharapkan mampu merebut teknologi, dan mengembangkan teknologi dengan nilai-nilai kepesantrenan yang kental. Untuk itulah pendidikan semacam SMK didirikan di pesantren. Suatu usaha untuk mencetak tenaga profesional bidang IT tetapi berakhlaq santri.

[+/-] Selengkapnya...