Ketika itu aku lagi mau ngirim naskah terjemah seputar fiqih ibadah, karena dipesan oleh salah satu person penerbit membantu menerjemahkan sebuah materi untuk dakwah katanya, honornya sih ga seberapa secara material namun bukan itu tujuan utamanya, yang lebih aku harepin adalah semoga ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Malam hari itu aku keluar naek motor dari asrama tempat aku nyantri di sebuah universitas (kita para mahasiswa Ahgaff University wajib tinggal di asrama) tepatnya jam 21.30, udara terasa gerah. Maklum lagi musim panas di Hadhramaut sini. Waktu cuman 30 menit untuk itu, karena jam 22.00an malem gerbang asrama akan ditutup. Asyik juga yah nyantri bisa motor-motoran keluar asrama, upss tapi buat adek-adek Assalaam jangan dulu deh coz belum lefelnya hehehe. Kita kan udah mahasantri githu lho (hihihi).
Lima menit naek motor untuk menuju ke warnet, begitu aku on line langsung aja aku kirimin naskah yang berhasil aku terjemahin dalam waktu yang cukup singkat (bagiku), cuman 2 hari nerjemahin 29 halaman. Tahu rahasianya? Coz aku bagi-bagi naskahnya sama temen-temen yang berhasil aku jaring untuk ikut belajar nerjemah (hehehe). Low koq, nerjemah pake blajar jugha? Iya donk, meski kita ngonsumsi bahasa Al-Aquran saban hari bagaimanapun nerjemah itu adalah sebuah ketrempilan tersendiri, mirip nulis ato renang yang perlu latian.
Akhirnya naskah pun berhasil aku send, tapi entah kenapa tiba-tiba aja terbersit mau buka situs bunglon, (ups afwan ustaz…) situs pondok masudnya, soalnya website resmi Assalaam sering gonta-ganti tampilan sich, kadang bikin gregetan gitu. Bagusnya sih bagus, tambah kece and keren (lagi-lagi menurut ku yang awam bikin situ ini) tapi kan itu bukan bengkel Pak!!! yang bisa dibongkar pasang gitu ajah tanpa perencanaan matang. Jadi kurang berwibawa gitu lo kesannya.
Rasa kangen pun tak dapat dihindari lagi, jadilah aku berlama-lama di depan monitor melahap informasi yang berkaitan dengan pondokku tercinta (ga semua informasi sih). Huh ada debar aneh yang menggetar di relung hati, semakin lama semakin masyghul dengan kekasihku, ciye.. siapa sich… (ya pondok Assalaam lah, siapa lagi!!!). Namun waktu terus berputar, malam pun semakin larut. Mau ga mau aku harus meninggalkannya. Kembali ke asrama.
Sepersekian menit sebelum aku pergi ke kasir. Aku sempet menyimpan beberapa informasi tentang Assalaam untuk dibaca di kamar. Tak dinyana, halaman web yang aku save adalah blognya pondok qita yang dihandle oleh al-ustadz Aris. Salah seorang yang telah menginspirasiku untuk membaca, menulis dan mengeblog (tapi jarang ngeposting, hihihi). Seketika teringat bahwa aku adalah salah satu kontribotor blog ini. Wah..wah…wah… ternyata aktifitas selama ini memang cukup menyita (untuk tidak mengatakan abai) agar menyempatkan diri menyumbang tulisan.
Padahal aku kadang nulis nulis juga, tapi untuk pribadi aja sih. Lagian warnetnya agak jauh, maksudnya agak jauh jika harus ditempuh dengan jalan kaki (maklum tinggal di desa, but bukan sembarang desa low, ini desa tempat kumpulnya para thalabul ilm dan ulama, jangan salah). "Tapi, ah itu bukan alasan, untuk mandeg ngeblogging, setidak-tidaknya nyumbanglah meski sebulan sekali atau setaun sekali yang penting istiqomah." Tekad ku dalam hati. Doanya yah
Saturday, August 2, 2008
Sekali Jalan dua tujuan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment