Friday, July 25, 2008

Syahadah,,,Siapa takut,,,,

Syahadah adalah penghargaan yang diberikan oleh PPMI Assalaam kepada para wisudawan yang berhasil menyelesaikan tugas - tugasnya dengan baik. Di antaranya:
1. Membuat kartul dalam bahasa asing.
2. Hafal minimal 5 Juz.
3. Hafal hadis arba'ien.
4. Rata - rata nilai kepondokan minimal 08,00
5. Mempunyai akhlaq yang baik.
Terlihat susah, namun bagi para santri yang ingin membanggakan orangtuanya tidak akan menjadi masalah buat mereka. Hanya beberapa hal yang dibutuhkan, yaitu:
1. Niat yang baik, tulus, dan karena allah.
2. Punya kemauan yang tinggi.
3. Bisa mengatur waktu dengan baik.
Dan ini bisa dilakukan oleh seluruh santri di Assalaam. Hanya saja tingkat kesadaran dan kebutuhan pada penghargaan syahadah masih kurang. Padahal manfaat syahadah sendiri sangat banyak. Mulai dari membanggakan orangtua, Menjadi pegangan ketika lepas dari PPMI Assalaam tercinta, dan menjadi contoh bagi para santri yang paling bawah. Namun, bukan hanya itu yang diinginkan para pengasuh melainkan membuat para santri bisa berjuang dengan sungguh - sungguh dalam menyelesaikan tugas - tugas yang diberikan. Karena, mayoritas pemuda saat ini banyak sekali yang tidak mempunyai kesungguhan yang tinggi. Terlihat dari banyaknya pengangguran yang mayoritas adalah para pemuda. Padahal jika mereka berminat dan bersungguh - sungguh, lapangan pekerjaan yang ada dihadapan mereka sangat banyak dan tak terhitung namun satu hal yang kurang dari mereka yaitu kesungguhan yang ada di hati mereka.

Ditulis oleh Aji Achmad Mustofa.

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, July 5, 2008

Apa yang seharusnya dimiliki seorang santri.

Sudah semestinya setelah santri pulang dari rumahnya akan membawa beribu - ribu kisah menarik mulai dari ketika pulang dari Assalaam ataupun kembali ke Assalaam. Dan saat itu Assalaam berubah menjadi sebuah tempat dimana setiap santri akan menceritakan pengalamannya ketika mereka bertemu teman sepermainannnya di kamar, kamar mandi, ataupun di tempat makan. Lalu setelah itu Assalaam berubah sesuai dengan atsmofir yang pernah dialami ketika dirumah masing - masing. Tidak ada seorang santripun yang membawa sebuah semangat untuk kembali ke pondok dengan wajah yang ceria. Memang setiap santri yang ditemui ketika kembali ke Assalaam berwajah ceria tetapi bukan ceria untuk terus belajar di pondok melainkan ceria ingin bertemu teman - teman mereka dan menceritakan semua kisah menarik mereka. Bisa terbukti ketika para santri kembali ke meja belajar apa yang mereka minta, tadz cerita dulu, tadz abis refresing, dan lain - lain. Sehingga untuk mengubah atsmofir rumah menjadi atsmofir Assalaam dibutuhkan waktu yang tidak lama dan energi yang tidak sedikit.

Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara seorang ustadz mengubah seorang santri menjadi sedih ketika pulang ke rumah dan menjadi sangat senang ketika kembali ke Assalaam. Bukan hanya mebuat seorang santri enak di pondok karena enak di pondok juga pasti enak di rumah tapi senang kembali ke rumah belum tentu senang kembali ke pondok.


Ditulis oleh Aji Achmad Mustofa





[+/-] Selengkapnya...